Selasa, 29 November 2011

TEMPATKAN DIRIMU SESUAI DENGAN TEMPATMU

sebagai apakah kita???
siapakah aku??
ada saja dari kita yang tidak mengerti siapa sebenarnya dirinya. aku sebagai seorang siswa yang wajib dilakukan adalah belajar. untuk apa? untuk mendapatkan ilmu. bukan hanya ilmu teori yang akhirnya pada akhir semester mendapatkan nilai yang baik ataupun merah. tetapi belajar juga menjadi siswa yang bisa menghormati orang yang lebih tua terutama orangtua dan guru di sekolah. tidak lazim rasanya jika aku berbicara dengan guru menggunakan nada yang keras dan tinggi, seperti ketika aku berbicara dengan adikku. tidak baik jadinya jika aku berbicara dengan nada lantang ketika bernegosiasi dengan orangtua untuk mendapatkan izin hang out dengan teman- teman sekolahku. akan beda rasanya jika aku berbicara sopan pada guru, orangtua, kakak, atau pun orang lain dengan mempertimbangkan waktu dan tempat yang tepat. aku ingin dimengerti maka aku harus mengerti mereka. aku ingin selalu dihargai, maka konsekuensiku harus bisa menghargai mereka.
harusnya aku bisa sadar lebih cepat tentang saling me....agar di.....

jika aku seorang pekerja bawah, yang bisa aku lakukan adalah bekerja dengan sebaik- baiknya sesuai dengan tugas yang diberikan padaku agar nantinya aku mendapatkan hakku. terkait dengan mereka, atasanku.....aku memang harus mematuhi perintahnya, tapai perintah yang layak aku kerjaan. aku bisa saja mengabaikannya. tapi dalam hal tertentu yang memang pantas aku abaikan. dengan teman sekerjaku, karena aku membutuhkan mereka maka aku juga tidak boleh bersikap tidak sopan. persaingan saat bekerja pun juga akan selalu ada. akan aku jadikan mereka yang mnyaingiku bukan sebagai musuh melainkan sebagai teman untuk berjuang menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

BAGAIMANA JIKA KELUARGAKU SELALU BERMASALAH

"KENANGLAH KEDUA ORANGTUA ANDA. BIASANYA DI SAAT ORANGTUA KITA MASIH HIDUP, TIDAK MUDAH BAGI KITA UNTUK MENGHARGAI KASIH SAYANG MEREKA. PADAHAL MEREKA MENEBAR CINTA DALAM SETIAP DESAH NAFAS, GERAK BIBIR, DAN AYUNAN LANGKAH MEREKA. TAK ADA YANG MEREKA PIKIRKAN BEGITU PENTING SELAIN KELUARGA MEREKA, ANAK CUCU MEREKA, DAN PENERUS KEBERLANGSUNGAN KARYA MEREKA DI DUNIA INI. BAHKAN DALAM AMARAH, KEKECEWAAN DAN KESEDIHAN MEREKA SELIMUTI DENGAN KASIH SAYANG.


BAGI KITA, INI MUNGKIN NASIHAT TUA YANG SUDAH TERLALU SERING DIDENGAR. NAMUN TAK PERNAH USANG, KARENA ORANGTUA SELALU DILAHIRKAN ZAMAN. MENGENANG ORANGTUA SEBENARNYA MENGENANG KEBERADAAN DIRI KITA SENDIRI. KITA TERLAHIR DARI SEBUAH KASIH SAYANG, KITA PUN DITINGGALKAN DENGAN LAMBAIAN KASIH SAYANG. MEMANG TAK ADA YANG TERLAMBAT, NAMUN, SEBELUM HATI TERDALAM MENYESAL, KASIHILAH ORANGTUA ANDA. BAGI MEREKA, BALASAN INI JAUH LEBIH BERHARGA DARI APAPUN YANG PERNAH ADA DAN YANG PERNAH MEREKA PEROLEH. BAGI MEREKA ITULAH BEKAL SEBAIK- BAIKNYA UNTUK MENIKMATI USIA SENJA MEREKA"




KELUARGA ATAU ORANGTUA KITA TIDAK PERNAH MENGHARAPKAN ANAK- ANAK MEREKA SEDIH. KITA BELUM PERNAH MENJADI MEREKA...SEDANGKAN MEREKA MENGETAHUI BENAR APA YANG KITA SEBAGAI ANAK RASAKAN. TERKADANG DALAM KELUARGA SELALU ADA MASALAH. APAPUN MASALAH TERSEBUT, KITA SEBAGAI ANAK HARUS BISA MEMBUAT MEREKA LEBIH BERPIKIRAN POSITIF SEHINGGA BISA MEMPENGARUHI PIKIRAN POSITIF MEREKA. ORANGTUA YANG SELALU BERTENGKAR DI RUMAH TERKADANG JUGA BOSAN DENGAN KEADAAN SEPERTI SAAT KITA BERTENGKAR DENGAN TEMAN- TEMAN KITA. YANG PERLU KITA INGAT ADALAH KEWAJIBAN UTAMA KITA SEBAGAI ANAK. JIKA KITA MASIH SISWA,,MAKA BELAJARLAH DENGAN SUNGGUH- SUNGGUH. JIKA KITA SUDAH BEKERJA, MAKA BEKERJA PULA LAH DENGAN SUNGGUH- SUNGGUH. KETIKA KITA TERLIHAT MELAKUKAN KEWAJIBAN KITA DENGAN BAIK, SECARA TIDAK LANGSUNG JUGA AKAN BERPENGARUH PADA ORANG DI SEKITAR KITA, TERMASUK ORANGTUA KITA. YANG PADA AKHIRNYA KITA BERHARAP ORANGTUA KITA JUGA MELAKUKAN KEWAJIBAN MEREKA, UNTUK MENJADI TAULADAN YANG BAIK BAGI ANAK- ANAK MEREKA.




INGATLAH BAHWA BESARL. KECILNYA MASALAH BUKAN DILIHAT DARI MASALAH TERSEBUT, MELAINKAN BERDASARKAN PADA KITA SENDIRI YANG MELIHATNYA. JIKA KITA MENGANGGAPNYA SEBAGAI HAL YANG KECIL, MAKA KECIL LAH MASALAH ITU. NAMUN JIKA KITA BERANGGAPAN SEBAGAI SESUATU HAL YANG BESAR DAN TIDAK BISA KITA ATASI, MAKA ITU PULA YANG AKAN TERJADI. JANGAN HANYA PERCAYA PADA KEKUATAN SAJA, AKAN TETAPI PERCAYA JUGA PADA HARAPAN. KARENA KETIKA KEKUATAN KITA HABIS, DENGAN ADANYA HARAPAN, KITA AKAN MENDAPATKAN KEKUATAN ITU KEMBALI DENGAN USAHA YANG OPTIMAL.


^_^ NICE DAY FOR US

BERSYUKURLAH...SEKALI LAGI

COBA ANDA SISIHKAN SEJENAK WAKTU UNTUK BERSYUKUR ATAS HAL- HAL BAIK DALAM HIDUP ANDA. RENUNGKAN TENTANG APA YANG TELAH ANDA CAPAI,  ORANG- ORANG YANG MEMPERHATIKAN ANDA, PENGALAMAN YANG TELAH ANDA DAPATKAN, KEAHLIAN DAN MINAT YANG ANDA PERCAYAI, DAN HAL- HAL TERINDAH DALAM HIDUP ANDA.


HAL- HAL YANG ANDA HARGAI, PELIHARA, DAN JAGA, AKAN TERUS MENINGKAT DALAM HIDUP ANDA. KELIMPAHAN DIMULAI DENGAN RASA BERSYUKUR. DENGAN RASA SYUKUR YANG TULUS, ANDA MENGHARGAI APA YANG TELAH ANDA MILIKI, YANG SELANJUTNYA AKAN MENDORONG ANDA SECARA MENTAL, SPIRITUAL, DAN FISIK, UNTUK MENCAPAI APA YANG MENJADI TUJUAN ANDA.


BAGAIMANA MUNGKIN ANDA MENDAPATKAN HAL- HAL YANG LEBIH BESAR, BILA ANDA TIDAK BERSYUKUR ATAS APA YANG TELAH ANDA MILIKI SAAT INI?? TOH SEMUANYA, HANYA BISA DIMULAI DENGAN APA YANG ANDA TELAH MILIKI TERSEBUT.


ANDA TAHU, BAHWA ANDA DAPAT MENCAPAI TUJUAN, KARENA ANDA PERNAH MERINTIS HAL SEPERTI ITU. PENGALAMAN ADALAH MILIK ANDA YANG PATUT ANDA SYUKURI. SIAPA BILANG TIDAK ADA HAL YANG BISA DISYUKURI???


SEGALA DALAM JANGKAUAN ANDA SAAT ANDA BERSYUKUR AKAN APA YANG TELAH ANDA DAPATKAN.

Senin, 21 November 2011

KETIKA ADA TEKANAN DARI TEMAN SEKOLAH KITA

masa sekolah maupun pada masa apapun kita hidup...kita akan selalu berada pada dunia yang tidak mudah kita jalani selama kita berpikir bahwa lingkungan tidak bisa bekerja sama sesuai dengan apa yang kita harapkan.
terkadang ada yang menjadi teman baik...tapi tak selamanya akan selalu baik dengan kita. pada waktu kita sekolah contohnya, ketika ada tugas kelompok selalu kita yang mengerjakan sendiri.tidak ada teman dari kelompok yang ikut mengerjakannya. sedangkan yang mendapatkan nilai adalah semua anggota kelompok. dalam hati tentu kita akan merasa gelisah. "yang mengerjakan saya, nilainya juga buat mereka, tak adil....tapi saya takut kalau mengatakan ini pada guru saya. bisa- bisa saya diancam". jangan hanya kita berpikir karena kita takut, maka kita  masih terus mengerjakan tugas kelompok tersebut sendirian. tapi berpikirlah juga secara positif, bahwa ternyata kita punya kelebihan yang jauh lebih baik dari teman- teman yang lain, yaitu "saya bisa mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan banyak orang". lagi pula belajar di sekolah itu bukan hanya nilai yang kita dapatkan. melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri, termasuk pembelajaran menjadi diri yang bisa berpikir positif dalam segala hal. termasuk hal- hal yang tidak kita inginkan dan yang menekan kita. tekanan itu ibarat kita menjadi air. semakin ditekan maka air itu akan berusaha mencari celah keluar dari penekan tersebut,bahkan berusaha menenggelamkannya.
berusaha untuk selalu mengambil segi positif dari segala tekanan.contoh lain saat kita terasa diasingkan karena kita terlihat dekat dengan guru di sekolah kita. yang harus ditanamkan dalam diri baik- baik adalah bahwa "kita  mempunyai kelebihan dari teman- teman kita dalam hal menjalin komunikasi dengan guru di sekolah". terkadang memang sikap baik kita tidak berdampak baik pula pada diri kita. namun yang harus kita ingat adalah selagi kita tidak merugikan orang lain...maka lanjutkanlah. berpikir juga bahwa "saya bisa hidup meski saya diasingkan, masih ada mereka yang lain dan Tuhan". ketika nanti teman yang mengasingkan kita melihat kita bisa hidup dengan baik...mereka akan sadar dengan sendirinya bahwa tidak ada gunanya mereka bersikap demikian. kemudian menghentikan tindakan pengasingan terhadap orang- orang yang tidak seharusnya diasingkan........



mulai sekarang berjuanglah untuk hidup dengan pikiran baik kita....maka akan baik pula dampak yang kita rasakan di kemudian harinya ^_^

Minggu, 20 November 2011

HAMBATAN DALAM BELAJAR

Hambatan dalam Belajar
Hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat boleh jadi berasal dari diri si pembelajar, hambatan ini kemudian disebut sebagai hambatan internal. Dan boleh jadi, hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat berasal dari lingkungan tempat si pembelelajar atau dari luar diri si pembelajar, hal ini kemudian disebut sebagai hambatan eksternal.
Hambatan Internal, diantaranya:
a. Kondisi psikologis dari si pembelajar. Saat belajar, seharusnya si pembelajar berada dalam keadaan yang rileks dan siap menerima materi pelajaran. Kondisi ini diibaratkan sebuah gelas kosong siap diisi air. Gelas kosong tersebut tentunya dalam keadaan tidak terbalik. Jika gelas kosong dalam keadaan terbalik, maka air yang dikucurkan tidak pernah akan masuk ke dalam gelas. Kondisi gelas yang benar diibaratkan konsidi psikologis si pembelajar yang siap belajar, siap menerima kucuran ilmu. Sedangkan kondisi gelas yang terbalik itu diibaratkan kondisi ketika si pembelajar tidak siap belajar, dan si pembelajar tersebut tidak akan mendapatkan ilmu ketika mendapat tekanan ataupun paksaan dalam belajar.

b. Tingkat kejenuhan belajar. Ketika seseorang dalam keadaan jenuh, orang tersebut akan sangat sulit untuk mencapai kondisi konsentrasi, artinya tidak ada kerjasama yang baik antara indra yang terlibat dalam belajar dengan otak.
c. Subjek yang dipelajari tidak disenangi oleh si pembelajar. Ketika seseorang hendak mempelajari sesuatu, maka perasaan senang dululah yang terlebih dahulu dia munculkan terhadap subjek yang akan dipelajari. Ketika muncul rasa tidak senang dalam diri orang tersebut untuk mempelajari sesuatu, maka secara tidak sadar dia telah menggerakkan otaknya untuk menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan subjek yang akan dipelajari.
d. Si pembelajar tidak mengetahui apa manfaat dari yang sedang dipelajari. Setelah seseorang menyenangi suatu pelajaran, maka tidak berhenti disitu saja. Jika orang tersebut berpatokan ketika dia menyenangi suatu pelajaran, maka orang tersebut tidak akan merasa kesulitan dalam belajar. Setelah dia menyenanginya, dia harus mencari tahu apa manfaat mempelajari suatu materi pelajaran untuk dirinya.
e. Tingkat Intelektualitas si pembelajar. Faktor ini sebenarnya tidak mutlak menjadi hambat belajar. Semua manusia dilahirkan dengan membawa sebuah senjata berfikir yang sangat dahsyat, otak. Tingkat intelektualitas bisa ditingkatkan dengan berbagai macam cara. Tinggal niatnya saja. Satu hal yang harus di ingat, bahwa dengan latihan yang rajin, maka hambatan yang satu ini dapat dengan mudah untuk dienyahkan.
Hambatan Eksternal, diantaranya:
a. Faktor lingkungan si pembelajar, berupa lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Karakter si pembelajar akan dibentuk oleh lingkungan, bukan oleh faktor genetis. Walaupun berperan, faktor genetis persentasenya cukup kecil untuk membentuk karakter si pembelajar.

b. Metode pengajaran dari pembimbing ataupun dari dosen. Kekurangmampuan seorang pembimbing mentransferkan ilmu yang dimilikinya kepada anak didiknya juga dapat menghambat proses pelajaran. Mentransferkan ilmu yang di maksud adalah kemampuan pembimbing tersebut membuat anak didiknya menjadi paham terhadap subjek yang sedang dipelajari.
c. Tidak tersedianya bahan (materi) maupun sarana dan prasarana yang memadai. Bahan atau materi yang akan dipelajari mutlak harus tersedia. Bahan atau materi bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya buku, media masa, halaman web ataupun dari pakar yang berkompeten dalam subjek yang akan dipelajari.

d. Tingkat kesulitan subjek yang dipelajari. Tingkat kesukaran subjek yang dipelajari ternyata adalah hal relatif. Maksudnya, jika menurut si pembelajar hal itu adalah sesuatu yang sulit, rumit, memusingkan, maka menurut temannya adalah sesuatu yang mudah dan sederhana.
e. Faktor ekonomi. Banyak saudara kita yang terhimpit beban ekonomi yang kian mencekik, dengan terpaksa mengorbankan belajar untuk membantu orang tua. Banyak kita saksikan, mereka yang kekurangan dalam hal ekonomi mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi yang hidup berkecukupan. Jangan sia-siakan setiap kesempatan belajar yang ada.

Solusi dari Masalah dalam Belajar
Untuk mengatasi masalah yang mungkin ditemukan dalam belajar, sekiranya ada beberapa solusi yang dinilai cukup efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa solusi tersebut diantaranya:
a. Seseorang harus dibiasakan untuk belajar secara aktif, membudayakan bersikap kritis, berani bertanya dan mampu membangun kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu model dan strategi pembelajaran harus dipilih yang dinilai cukup baik untuk menciptakan keadaan tersebut.

b. Si pembelajar harus bisa tetap konsentrasi terhadap apa yang dipelajari dan untuk bisa tetap konsentrasi terhadap apa yang dipelajari, si pembelajar harus bisa mengatasi hal-hal yang menyebabkan sulit berkonsentrasi yaitu dengan cara cari tempat yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum memulai belajar.
c. Tumbuhkan motivasi belajar yang setinggi-tingginya, yaitu dengan menemukan jawaban mengapa seseorang perlu belajar bahan (materi) tersebut. Dia harus bisa membayangkan apa yang menarik dari materi yang dipelajari, topik-topik yang dibahas dalam materi yang dipelajari, dan apa yang bisa dia aplikasikan jika dia menguasai materi tersebut.
d. Membiasakan diri untuk mengulang pelajaran yang dipelajari, bahkan untuk pelajaran yang dinilai cukup sulit, disarankan agar bisa mengulangnya berkali-kali hingga merasa sudah menguasai bahan pembelajaran tersebut. Dengan membiasakan diri mengulang-ulang pelajaran juga, si pembelajar tidak akan memiliki rasa khawatir terhadap materi yang dipelajari akan hilang ataupun akan terlupakan karena si pembelajar sudah menguasainya.
e. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan mimuman yang bergizi dengan takaran yang lebih dan melakukan penjadwalan ulang terhadap kegiatan rutin setiap hari ataupun kegiatan pembelajaran.
f. Si pembelajar harus bisa memperhatikan lingkungan tempat dia belajar. Lingkungan dalam konteks belajar sangat luas dan sangat sulit untuk dihindari ketika si pembelajar ingin belajar. Akan tetapi keadaan atau lingkungan yang kurang mendukung tersebut dapat ditepis dengan keliahaiannya mengatur waktu dengan lingkungannya seperti keluarga, masyarakat luas, serta di sekolah atau di kampus.
g. Si pembelajar harus bisa mengambil nilai positif dari seorang pembimbing atau dosen yang dinilai kurang bisa menyalurkan ilmu yang dia miliki kepada anak didiknya. Si pembelajar juga harus bisa menghilangkan anggapan bahwa pembimbing yang baik bukanlah pembimbing yang mudah memberikan nilai bagus kepada anak didiknya, tetapi pembimbing yang baik adalah pembimbing yang bisa mentransfer ilmunya dengan baik dan juga nilai hanyalah sebuah ukuran, nilai itu ditentukan oleh si pambelajar sendiri dan bukan oleh pembimbing. Tugas pembimbing hanya mengolah nilai bukan menentukan nilai.
h. Jika suatu materi pelajaran yang menurut si pembelajar dianggap sulit, tentunya hal ini dia simpulkan setelah dia mati-matian mempelajarinya, maka dianjurkan si pembelajar segera melakukan diskusi dengan teman, pembimbing atau siapapun yang bisa dia ajak diskusi guna memecahkan kebuntuan yang ada.
i. Ketersediaan sarana dan prasarana yang bisa menunjang proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah ataupun di kampus si pembelajar, sangat perlu diperhatikan karena akan percuma bakat maupun motivasi yang dimiliki oleh si pembelajar apabila ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
j. Perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap dunia pendidikan juga merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk kelancaran seseorang melakukan aktivitas pembelajarannya, dan bentuk perhatiannya seperti pengoptimalan biaya pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu dana pendidikan minimal 20% dari APBN maupun APBD. Dengan pengoptimalan tersebut, masalah ekonomi yang diderita oleh si pembelajar akan bisa sedikit teratasi yaitu si pembelajar bisa belajar dengan efektif setelah mendapatkan insentif dari sekolah ataupun kampus dalam bentuk beasiswa.

Kamis, 17 November 2011

AKU....REMAJA

Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, diawali dengan masa puber yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi, dan psikososial yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Rentangan remaja dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) remaja awal : 12-15 tahun, (2) remaja madya : 15-18 tahun, dan (3) remaja akhir : 19- 22 tahun.

CIRI- CIRI PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu yang tidak lagi anak-anak tetapi belum bisa disebut sebagai orang dewasa. Pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan ciri-ciri:

1.    Ciri-ciri Seks Primer
a.    Remaja Putra
x pengeluaran sperma
x menegangnya alat-alat kelamin pada saat-saat tertentu
x Pertumbuhan testis berkembang secara lambat dan mencapai ukuran kematangan pada usia 20-21 tahun. kematangan organ-organ seks pada remaja putra, sekitar 14-15 tahun mengalami ”mimpi basah” (mimpi berhubungan seksual). 
b.    Remaja Putri
{  memproduksi sel telur (ovulasi)
{  menstruasi (pengeluaran sel telur yang tidak dibuahi)
{  Siklus awal menstruasi pertama ”menarche” sering disertai dengan sakit kepala, sakit punggung, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.

2.    Ciri-ciri Seks Sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan.
Remaja Putra mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada remaja putra telah tumbuh jakun dan suara berubah menjadi parau dan rendah serta kulit berubah menjadi kasar.
Remaja putri juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proposional.

CIRI- CIRI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja secara fungsional dapat digambarkan sebagai berikut:
©       Mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
©       Mampu membuat rencana strategi , membuat suatu keputusan, dan memecahkan masalah.
©       Mampu membedakan yang konkrit dan abstrak
©       Mulai memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya.
©    Mulai menyadari berfikir efisien dan belajar berinstropeksi

B. PERKEMBANGAN EMOSI

Remaja mengalami puncak emosionalitas, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung, marah, sedih, murung). sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikannya.
        Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga mengalami akses negatif berupa tingkah laku ”salahsuai”, misalnya:
1. Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu.
2. Lari dari kenyataan (Regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri.
        Sebaliknya lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi:
1.       Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih, sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghargai orang lain), ramah, dll.
2.       Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi frustasi secara bijak.

C. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial remaja diatandai dengan kemampuan memahami orang lain (social cognitif). Remaja memahami orang lain berkaitan dengan sifat-sifat pribadi, minat maupun perasaan. Pemahaman ini mendorong remaja menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun kasih sayang.
          Remaja memiliki teman yang kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya.  Perkembangan sikap yang rawan pada remaja adalah sikap conformity yaitu kecenderungan sikap untuk menyerah, mengikuti pendapat, opini, kebiasaan atau keinginan teman sebayanya berbuat.

D. PERKEMBANGAN KEAGAMAAN
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Sesuai perkembangan kemampuan perkembangan spiritual remaja, mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kehidupannya. Apabila remaja kurang mendapatkan bimbingan keagamaan, kurang kasih sayang dari keluarga, kondisi keluarga yang kurang harmonis, berteman dengan kelompok yang kurang menghargai nilai-nilai agama maka kondisi ini akan memicu perilaku remaja yang kurang baik/asusila, seperti pergaulan bebas (free sex), minum-minuam keras, mengisap ganja, dan menjadi trouble maker (pembuat keonaran) dalam masyarakat.


TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Setiap remaja seharusnya mampu berkembangan menguasai tugas-tugas perkembangan sebagai berikut:

a.       Menerima keadaan fisik dengan segala kualitas (tidak merasa rendah atas kekurangan fisiologisnya)
b.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur yang mempunyai otoritas
c.       Menemukan sosok tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya
d.      Menerima dirinya sendiri dan yakin atas kemampuannya sendiri
e.      Memperkuat kontrol diri dengan landaan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip dan falsafah hidup
f.        Meninggalkan sifat kekanak-kanakan.
g.       Kecakapan hidup (life skill) yang sejalan dengan tugas perkembangan adalah kecakapan personil, sosial, akademik, dan vokasional. Dengan kata lain, mampu mengembangkan kecakapan, mengidentifikasi variabel dan hubungan satu dengan lainnya sesuai bidang tertentu yang ditekuninya.

PERMASALAHAN YANG MUNCUL PADA REMAJA
A.    Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan fisik

I  Rasa canggung dalam bergaul dan berperan
I  Gejolak emosional : kecewa, bingung, risau atas keadaan dirinya
I  Kuatnya dorongan biologis.

B.     Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan kognitif

I  Terkadang terjadi ketidakselarasan antara minat dan bakat yang mengakibatkan pada kesulitan membuat pilihan program kegiatan dan penjurusan
I  Siswa yang terlambat belajar (slow learner) atau perstasi rendah dapat mengalami rendah hati

C.     Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan sosial

I  Perbedaan dan konflik dengan orang tua/dewasa lainnya
I  Pergaulan teman sebaya (peer group) yang tidak terbimbing akan mudah terpelosok kepada kenakalan remaja
Terjebak pada perbuatan antisosial (minuman keras, narkoba, dan lain-lain).

BELAJAR YANG EFEKTIF

A.   Pengertian Belajar
Ø  Belajar adalah perubahan tingkah laku (change in behavior),dari tidak tahu menjadi tahu,dari tidak terampil menjadi terampil,dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
Ø  Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karenaadanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil,akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.

Ø  Proses belajar adalah mengalami,
berbuat  mereaksi dan melampaui  (under   going).

B.  Prinsip Belajar
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Setiap siswa hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh. Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya,yang terbaik ialah mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang diajarkan.


HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR                                                                             .


Dalam kegiatan belajar tidaklah selalu lancar seperti yang kita harapkan. Kadang kita juga mengalami hambatan-hambatan,baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar diri kita. Hambatan-hambatan tersebut harus dapat kita hindari. Untuk itu kita perlu memahami hambatan-hambatan yang terjadi,antara lain:

A.   Hambatan yang Berasal Dari Dalam Diri Kita                  
                                                                                                                                
·         Kesehatan yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat berkonsentrasi.
·         Fisik yang kurang sehat (penglihatan kabur,pendengaran yang kurang,gagap dll).
·         Intelegensi yang kurang/rendah (kemampuan belajar yang rendah).
·         Kebiasaan buruk,malas.
·         Persepsi negatif (perasaan pesimis,rendah diri,tertekan, takut dan cemas).
·         Sikap yang negatif terhadap diri,lingkungan sekolah,keluarga dan masyarakat.
·         Kelelahan psikologis (kepenatan saraf) sebagai akibat                                            ketegangan emosi (emosi yang tidak stabil)

B.   Hambatan yang Berasal Dari Luar Diri Kita
                                                       
·         Keadaan lingkungan yang kurang tenang, gadu, kacau dan kurang tertib.
·         Sarana dan prasarana yang kurang lengkap seperti,                                                       buku-buku, kertas, alat tulis dan alat-alat lainnya.
·         Meja tulis yang kurang bersih dan penuh dengan                                                         barang-barang yang tidak diperlukan.
·         Pengaruh teman yang kurang baik.
·         Keluarga,guru atau orang lain yang kurang memberi                                                dorongan.
Dari keseluruhan hambatan di atas,menurut Stine hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan dan kemudahan dalam belajar yaitu memprogram diri untuk mengalami stres dan kegagalan dengan berulang-ulang menyusun persepsi negatif yang salah dibenak kita, seperti:

1.  ”Belajar itu Membosankan”

Pernyataan ini merupakan penghambat nomor satu yang diletakkan dalam perjalanan belajar manusia. Jika ini terus-menerus dilakukan maka akan membuat perasaan gelisah dan sulit untuk memfokuskan perhatian.
Untuk itu buatlah program ’kebalikan’ dengan sebuah keyakinan yang kuat dan positif,yaitu membalikkan dan mengubah kalimat diatas menjadi ”Belajar itu menyenangkan, melibatkan dan sangat menarik”

2. ”Saya Bukan Pelajar yang Baik”

Program ulang keraguan dan perasaan negatif,sambil memperkuat pikiran bawah sadar akan kemampuan untuk sukses. Apabila perasaan negatif ini berulang-ulang dilakukan maka akan menjadi kenyataan.
Oleh karena itu yakinlah kepada diri sendiri bahwa anda adalah pelajar yang baik,tentunya dengan mengubah kalimat yang ada di dalam pikiran menjadi ”Saya seorang pelajar yang hebat,selalu siap mempelajari banyak hal”

3. ”Saya tidak Dapat Belajar/tidak Dapat Memahami Subyek ini”

Sebenarnya kita dapat mempelajari semua hal, dengan memprogram saluran komunikasi mental yang dilibatkan dalam belajar untuk menerima informasi. Hal ini dikarenakan,pikiran akan menerima apa yang berulang-ulang kita katakan sebagai fakta,dan apapun yang anda dengar atau baca tentang subyek itu akan diterima.
Segera balikkan dan ubah kalimat diatas menjadi ”Saya mampu mempelajari/memahami semuanya,baik matematika,bahasa Inggris dan banyak lagi ilmu yang ada di dunia ini”

4. ”Saya tidak Akan Ingat Apa yang Saya Pelajari”

Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus,maka akan terkirim perintah ”penghapusan” mental ke otak,yang menghapus bersih isi file-file mental secepat kita mengisinya.
Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan gantikan dengan percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang betapa kuat kemampuan belajar kita yang diwariskan sejak lahir. Dengan mengubah pernyataan diatas menjadi ”Saya sudah belajar mengingat banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan akan mengingat aspek penting ini”

            III. MODALITAS BELAJAR                                                                                                      .

Modalitas belajar merupakan hal yang paling utama dalam pelaksanaan belajar,antara lain:

A. Menggunakan Otak Dengan maksimal           

v  Otak Kanan
Otak kanan berhubungan dengan hati (tersembunyi di bawah sadar),yang bertugas untuk memunculkan kreativitas (creativity),imajinasi (imagination) dan emosi (emotion). Penggunaan dari otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%
v Otak Kiri
Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran (terlihat dipermukaan). Adapun tugasnya berkenaan dengan menganalisis (analysis), logika (logic),kalkulasi/berhitung (calculation) dan meneliti (detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai 20%


B. Menggunakan Gaya Belajar                                                                                 

Penggunaan gaya belajar ini harus dimulai dengan menentukan indera yang paling tepat untuk menjadi kekuatan diri dalam menunjang proses belajar. Adapun macam-macam gaya belajar,antara lain:

*      Gaya Belajar Visual
Gaya belajar dengan cara melihat,membayangkan dan memperhatikan (bersih,cantik,jelek,besar,jernih dll)

*      Gaya Belajar Audio

Gaya belajar dengan cara mendengar (nada,irama,suasana heboh,suasana gaduh dll)

*      Gaya Belajar Kinesthetic

Gaya belajar dengan cara bergerak, merasa,menyentuh, menggengam, menangkap,menekan (dingin,kasar,tebal,tipis dll)

IV. TEKNIK-TEKNIK BELAJAR  EFEKTIF DAN EFISIEN                                                     .
           

Belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila  menggunakan teknik belajar yang tepat. Banyak sisw  yang mengalami kegagalan  atau tidak mencapai hasil  yang baik dalam pelajarannya karena tidak mengetahui teknik belajar yang efektif dan efisien.

Adapun teknik-teknik belajar efektif dan efisien,antara lain:                                                   
v  Dilakukan secara rutin (sesuai dengan jadwal yang telah dibuat) dan berkesinambungan.
v    Membaca secara keseluruhan,baru kemudian mempelajari bagian-bagiannya.
v    Membuat catatan penting (meringkas).
v    Menarik kesimpulan dan dilakukan (latihan) dengan penuh perhatian.
v    Pelaksanaan dengan waktu yang efektif, 4 X 2 lebih baik dari pada 2 X 4 (4 kali belajar a’ selama 2 jam,lebih baik hasilnya dari 2 kali belajar a’ selama 4 jam)
v    Mengulangi bahan pelajaran (sering diulang-ulang)
v    Konsentrasi dengan baik (konsentrasi dapat dilatih bukan bawaan/bakat)
v    Melatih kecepatan membaca sekurang-kurangnya 200 perkataan dalam satu menit. Caranya dengan membaca lompatan mata tanpa mengucapkannya dengan menggerakkan bibir ataupun dalam hati,karena pengucapan itu memperlambat kecepatan.


IV. TEKNIK-TEKNIK BELAJAR  EFEKTIF DAN EFISIEN                                                     .
           

Belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila menggunakan teknik belajar yang tepat. Banyak siswa  yang mengalami kegagalan  atau tidak mencapai hasil yang baik dalam pelajarannya karena tidak mengetahui teknik belajar yang efektif dan efisien.
Adapun teknik-teknik belajar efektif dan efisien,antara lain:                                                   

v    Dilakukan secara rutin (sesuai dengan jadwal yang telah dibuat) dan berkesinambungan.
v    Membaca secara keseluruhan,baru kemudian mempelajari bagian-bagiannya.
v    Membuat catatan penting (meringkas).

v    Menarik kesimpulan dan dilakukan (latihan) dengan penuh perhatian.
v    Pelaksanaan dengan waktu yang efektif, 4 X 2 lebih baik dari pada 2 X 4 (4 kali belajar a’ selama 2 jam,lebih baik hasilnya dari 2 kali belajar a’ selama 4 jam)
v    Mengulangi bahan pelajaran (sering diulang-ulang)
v    Konsentrasi dengan baik (konsentrasi dapat dilatih bukan bawaan/bakat)
v    Melatih kecepatan membaca sekurang-kurangnya 200 perkataan dalam satu menit. Caranya dengan membaca lompatan mata tanpa mengucapkannya dengan menggerakkan bibir ataupun dalam hati,karena pengucapan itu memperlambat kecepatan.