Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, diawali dengan masa puber yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi, dan psikososial yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Rentangan remaja dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) remaja awal : 12-15 tahun, (2) remaja madya : 15-18 tahun, dan (3) remaja akhir : 19- 22 tahun.
CIRI- CIRI PERKEMBANGAN FISIK REMAJA
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu yang tidak lagi anak-anak tetapi belum bisa disebut sebagai orang dewasa. Pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan ciri-ciri:
1. Ciri-ciri Seks Primer
a. Remaja Putra
x pengeluaran sperma
x menegangnya alat-alat kelamin pada saat-saat tertentu
x Pertumbuhan testis berkembang secara lambat dan mencapai ukuran kematangan pada usia 20-21 tahun. kematangan organ-organ seks pada remaja putra, sekitar 14-15 tahun mengalami ”mimpi basah” (mimpi berhubungan seksual).
b. Remaja Putri
{ memproduksi sel telur (ovulasi)
{ menstruasi (pengeluaran sel telur yang tidak dibuahi)
{ Siklus awal menstruasi pertama ”menarche” sering disertai dengan sakit kepala, sakit punggung, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.
2. Ciri-ciri Seks Sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan.
Remaja Putra mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada remaja putra telah tumbuh jakun dan suara berubah menjadi parau dan rendah serta kulit berubah menjadi kasar.
Remaja putri juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proposional.
CIRI- CIRI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA
A. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja secara fungsional dapat digambarkan sebagai berikut:
© Mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
© Mampu membuat rencana strategi , membuat suatu keputusan, dan memecahkan masalah.
© Mampu membedakan yang konkrit dan abstrak
© Mulai memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya.
© Mulai menyadari berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
B. PERKEMBANGAN EMOSI
Remaja mengalami puncak emosionalitas, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung, marah, sedih, murung). sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikannya.
Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga mengalami akses negatif berupa tingkah laku ”salahsuai”, misalnya:
1. Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu.
2. Lari dari kenyataan (Regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri.
Sebaliknya lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi:
1. Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih, sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghargai orang lain), ramah, dll.
2. Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi frustasi secara bijak.
C. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial remaja diatandai dengan kemampuan memahami orang lain (social cognitif). Remaja memahami orang lain berkaitan dengan sifat-sifat pribadi, minat maupun perasaan. Pemahaman ini mendorong remaja menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun kasih sayang.
Remaja memiliki teman yang kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya. Perkembangan sikap yang rawan pada remaja adalah sikap conformity yaitu kecenderungan sikap untuk menyerah, mengikuti pendapat, opini, kebiasaan atau keinginan teman sebayanya berbuat.
D. PERKEMBANGAN KEAGAMAAN
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Sesuai perkembangan kemampuan perkembangan spiritual remaja, mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kehidupannya. Apabila remaja kurang mendapatkan bimbingan keagamaan, kurang kasih sayang dari keluarga, kondisi keluarga yang kurang harmonis, berteman dengan kelompok yang kurang menghargai nilai-nilai agama maka kondisi ini akan memicu perilaku remaja yang kurang baik/asusila, seperti pergaulan bebas (free sex), minum-minuam keras, mengisap ganja, dan menjadi trouble maker (pembuat keonaran) dalam masyarakat.
TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Setiap remaja seharusnya mampu berkembangan menguasai tugas-tugas perkembangan sebagai berikut:
a. Menerima keadaan fisik dengan segala kualitas (tidak merasa rendah atas kekurangan fisiologisnya)
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur yang mempunyai otoritas
c. Menemukan sosok tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya
d. Menerima dirinya sendiri dan yakin atas kemampuannya sendiri
e. Memperkuat kontrol diri dengan landaan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip dan falsafah hidup
f. Meninggalkan sifat kekanak-kanakan.
g. Kecakapan hidup (life skill) yang sejalan dengan tugas perkembangan adalah kecakapan personil, sosial, akademik, dan vokasional. Dengan kata lain, mampu mengembangkan kecakapan, mengidentifikasi variabel dan hubungan satu dengan lainnya sesuai bidang tertentu yang ditekuninya.
PERMASALAHAN YANG MUNCUL PADA REMAJA
A. Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan fisik
I Rasa canggung dalam bergaul dan berperan
I Gejolak emosional : kecewa, bingung, risau atas keadaan dirinya
I Kuatnya dorongan biologis.
B. Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan kognitif
I Terkadang terjadi ketidakselarasan antara minat dan bakat yang mengakibatkan pada kesulitan membuat pilihan program kegiatan dan penjurusan
I Siswa yang terlambat belajar (slow learner) atau perstasi rendah dapat mengalami rendah hati
C. Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan sosial
I Perbedaan dan konflik dengan orang tua/dewasa lainnya
I Pergaulan teman sebaya (peer group) yang tidak terbimbing akan mudah terpelosok kepada kenakalan remaja
Terjebak pada perbuatan antisosial (minuman keras, narkoba, dan lain-lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar