Minggu, 20 November 2011

HAMBATAN DALAM BELAJAR

Hambatan dalam Belajar
Hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat boleh jadi berasal dari diri si pembelajar, hambatan ini kemudian disebut sebagai hambatan internal. Dan boleh jadi, hambatan belajar yang mengakibatkan belajar adalah sesuatu yang berat berasal dari lingkungan tempat si pembelelajar atau dari luar diri si pembelajar, hal ini kemudian disebut sebagai hambatan eksternal.
Hambatan Internal, diantaranya:
a. Kondisi psikologis dari si pembelajar. Saat belajar, seharusnya si pembelajar berada dalam keadaan yang rileks dan siap menerima materi pelajaran. Kondisi ini diibaratkan sebuah gelas kosong siap diisi air. Gelas kosong tersebut tentunya dalam keadaan tidak terbalik. Jika gelas kosong dalam keadaan terbalik, maka air yang dikucurkan tidak pernah akan masuk ke dalam gelas. Kondisi gelas yang benar diibaratkan konsidi psikologis si pembelajar yang siap belajar, siap menerima kucuran ilmu. Sedangkan kondisi gelas yang terbalik itu diibaratkan kondisi ketika si pembelajar tidak siap belajar, dan si pembelajar tersebut tidak akan mendapatkan ilmu ketika mendapat tekanan ataupun paksaan dalam belajar.

b. Tingkat kejenuhan belajar. Ketika seseorang dalam keadaan jenuh, orang tersebut akan sangat sulit untuk mencapai kondisi konsentrasi, artinya tidak ada kerjasama yang baik antara indra yang terlibat dalam belajar dengan otak.
c. Subjek yang dipelajari tidak disenangi oleh si pembelajar. Ketika seseorang hendak mempelajari sesuatu, maka perasaan senang dululah yang terlebih dahulu dia munculkan terhadap subjek yang akan dipelajari. Ketika muncul rasa tidak senang dalam diri orang tersebut untuk mempelajari sesuatu, maka secara tidak sadar dia telah menggerakkan otaknya untuk menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan subjek yang akan dipelajari.
d. Si pembelajar tidak mengetahui apa manfaat dari yang sedang dipelajari. Setelah seseorang menyenangi suatu pelajaran, maka tidak berhenti disitu saja. Jika orang tersebut berpatokan ketika dia menyenangi suatu pelajaran, maka orang tersebut tidak akan merasa kesulitan dalam belajar. Setelah dia menyenanginya, dia harus mencari tahu apa manfaat mempelajari suatu materi pelajaran untuk dirinya.
e. Tingkat Intelektualitas si pembelajar. Faktor ini sebenarnya tidak mutlak menjadi hambat belajar. Semua manusia dilahirkan dengan membawa sebuah senjata berfikir yang sangat dahsyat, otak. Tingkat intelektualitas bisa ditingkatkan dengan berbagai macam cara. Tinggal niatnya saja. Satu hal yang harus di ingat, bahwa dengan latihan yang rajin, maka hambatan yang satu ini dapat dengan mudah untuk dienyahkan.
Hambatan Eksternal, diantaranya:
a. Faktor lingkungan si pembelajar, berupa lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Karakter si pembelajar akan dibentuk oleh lingkungan, bukan oleh faktor genetis. Walaupun berperan, faktor genetis persentasenya cukup kecil untuk membentuk karakter si pembelajar.

b. Metode pengajaran dari pembimbing ataupun dari dosen. Kekurangmampuan seorang pembimbing mentransferkan ilmu yang dimilikinya kepada anak didiknya juga dapat menghambat proses pelajaran. Mentransferkan ilmu yang di maksud adalah kemampuan pembimbing tersebut membuat anak didiknya menjadi paham terhadap subjek yang sedang dipelajari.
c. Tidak tersedianya bahan (materi) maupun sarana dan prasarana yang memadai. Bahan atau materi yang akan dipelajari mutlak harus tersedia. Bahan atau materi bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya buku, media masa, halaman web ataupun dari pakar yang berkompeten dalam subjek yang akan dipelajari.

d. Tingkat kesulitan subjek yang dipelajari. Tingkat kesukaran subjek yang dipelajari ternyata adalah hal relatif. Maksudnya, jika menurut si pembelajar hal itu adalah sesuatu yang sulit, rumit, memusingkan, maka menurut temannya adalah sesuatu yang mudah dan sederhana.
e. Faktor ekonomi. Banyak saudara kita yang terhimpit beban ekonomi yang kian mencekik, dengan terpaksa mengorbankan belajar untuk membantu orang tua. Banyak kita saksikan, mereka yang kekurangan dalam hal ekonomi mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi yang hidup berkecukupan. Jangan sia-siakan setiap kesempatan belajar yang ada.

Solusi dari Masalah dalam Belajar
Untuk mengatasi masalah yang mungkin ditemukan dalam belajar, sekiranya ada beberapa solusi yang dinilai cukup efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa solusi tersebut diantaranya:
a. Seseorang harus dibiasakan untuk belajar secara aktif, membudayakan bersikap kritis, berani bertanya dan mampu membangun kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu model dan strategi pembelajaran harus dipilih yang dinilai cukup baik untuk menciptakan keadaan tersebut.

b. Si pembelajar harus bisa tetap konsentrasi terhadap apa yang dipelajari dan untuk bisa tetap konsentrasi terhadap apa yang dipelajari, si pembelajar harus bisa mengatasi hal-hal yang menyebabkan sulit berkonsentrasi yaitu dengan cara cari tempat yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum memulai belajar.
c. Tumbuhkan motivasi belajar yang setinggi-tingginya, yaitu dengan menemukan jawaban mengapa seseorang perlu belajar bahan (materi) tersebut. Dia harus bisa membayangkan apa yang menarik dari materi yang dipelajari, topik-topik yang dibahas dalam materi yang dipelajari, dan apa yang bisa dia aplikasikan jika dia menguasai materi tersebut.
d. Membiasakan diri untuk mengulang pelajaran yang dipelajari, bahkan untuk pelajaran yang dinilai cukup sulit, disarankan agar bisa mengulangnya berkali-kali hingga merasa sudah menguasai bahan pembelajaran tersebut. Dengan membiasakan diri mengulang-ulang pelajaran juga, si pembelajar tidak akan memiliki rasa khawatir terhadap materi yang dipelajari akan hilang ataupun akan terlupakan karena si pembelajar sudah menguasainya.
e. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan mimuman yang bergizi dengan takaran yang lebih dan melakukan penjadwalan ulang terhadap kegiatan rutin setiap hari ataupun kegiatan pembelajaran.
f. Si pembelajar harus bisa memperhatikan lingkungan tempat dia belajar. Lingkungan dalam konteks belajar sangat luas dan sangat sulit untuk dihindari ketika si pembelajar ingin belajar. Akan tetapi keadaan atau lingkungan yang kurang mendukung tersebut dapat ditepis dengan keliahaiannya mengatur waktu dengan lingkungannya seperti keluarga, masyarakat luas, serta di sekolah atau di kampus.
g. Si pembelajar harus bisa mengambil nilai positif dari seorang pembimbing atau dosen yang dinilai kurang bisa menyalurkan ilmu yang dia miliki kepada anak didiknya. Si pembelajar juga harus bisa menghilangkan anggapan bahwa pembimbing yang baik bukanlah pembimbing yang mudah memberikan nilai bagus kepada anak didiknya, tetapi pembimbing yang baik adalah pembimbing yang bisa mentransfer ilmunya dengan baik dan juga nilai hanyalah sebuah ukuran, nilai itu ditentukan oleh si pambelajar sendiri dan bukan oleh pembimbing. Tugas pembimbing hanya mengolah nilai bukan menentukan nilai.
h. Jika suatu materi pelajaran yang menurut si pembelajar dianggap sulit, tentunya hal ini dia simpulkan setelah dia mati-matian mempelajarinya, maka dianjurkan si pembelajar segera melakukan diskusi dengan teman, pembimbing atau siapapun yang bisa dia ajak diskusi guna memecahkan kebuntuan yang ada.
i. Ketersediaan sarana dan prasarana yang bisa menunjang proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah ataupun di kampus si pembelajar, sangat perlu diperhatikan karena akan percuma bakat maupun motivasi yang dimiliki oleh si pembelajar apabila ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
j. Perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap dunia pendidikan juga merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk kelancaran seseorang melakukan aktivitas pembelajarannya, dan bentuk perhatiannya seperti pengoptimalan biaya pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu dana pendidikan minimal 20% dari APBN maupun APBD. Dengan pengoptimalan tersebut, masalah ekonomi yang diderita oleh si pembelajar akan bisa sedikit teratasi yaitu si pembelajar bisa belajar dengan efektif setelah mendapatkan insentif dari sekolah ataupun kampus dalam bentuk beasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar